Networking Law

Pak Zainal. Maaf mengganggu. Bapak kenal dengan pak Jamaludin? KTPnya di Cisaat. Kalau kenal, boleh minta nomor hapenya?

Buzz. Itu bunyi SMS yang masuk ke hape saya pada hari Minggu jam 23.00. Pengirimnya tidak saya kenal. Itu pula sebabnya, saya perlu waspada. Maklum saja. Sekarang banyak kasus-kasus penipuan dengan cara seperti ini

Jawaban saya : Saya tidak kenal. Ada apa pak? Tak lama kemudian, ada jawaban lagi.

Begini pak. Nama saya Yosep. Saya menemukan sebuah dompet berisi beberapa surat penting dan KTP atas nama Jamaludin. Di antara surat-surat penting itu, ada kartu nama bapak. Mungkin bapak punya nomor hape beliau?

Jawaban saya : Saya tidak punya. Bisa tahu, alamat bapak Jamaludin yang ada pada KTP itu?

Ini jawaban dari Yosep. Kampung Jambu Rt/Rw 00X/00X, Desa Sukasari Kec. Cisaat Kab. Sukabumi.

Jawaban saya : Baik pak, besok saya kabari. Terima kasih informasinya.

Malam itu juga, saya posting status di Facebook. Nggak sampai 5 menit, seorang kawan dari Bandung (Dody Naftali, member TDA) memberi komentar. Ia menemukan anak pak Jamaludin bersekolah di SMK 2 Sukabumi. Dia bertanya pada mbah Google.

Bener juga ya, kenapa saya nggak melakukan hal itu? Pikir saya. By the way, alhamdulillaah. Sudah dapat satu kontak, yaitu SMK 2 Sukabumi. Besok pagi, saya akan kontak. Mudah dapat nomor kontak karena SMK adalah bagian tugas saya di Depdiknas.

Senin pagi, saya kontak ke SMK 2 Sukabumi. Beberapa kali saya kontak, tidak ada yang mengangkat. Akhirnya saya tahu, hari itu sekolah masih libur. Kemudian saya posting kembali status yang sama di Facebook. Ada beberapa komentar. Sebagian ikut berdoa supaya pemilik dompet berhasil ditemukan. Satu kontak, dari rekan kerja di Dompet Dhuafa. Namanya Sholeh Amin dari Kampoeng Ternak. Dari beliau, saya dapat satu nomor kontak, yaitu seorang apoteker bernama Rizal. Beliau (pak Rizal), tinggal di Cisaat Sukabumi. Alhamdulillaah, pak Rizal berhasil menemui pak Jamaludin.

Pagi tadi, istrinya mengontak saya, untuk mengucapkan terima kasih. Saya berikan nomor kontak pak Yosep, karena beliau lah yang paling pantas menerima ucapan itu. Pagi itu juga saya terima kabar, bahwa pak Yosep, dengan biaya sendiri, berkenan mengirimkan dompet beserta isinya ke alamat pak Jamaludin.

Kenapa tidak sejak awal itu tidak dilakukan? Beliau ingin dompet itu kembali kepada pemiliknya. Betul juga. Beberapa kali saya bertemu seseorang, termasuk saya sendiri, yang alamat rumahnya berbeda dengan alamat pada KTP. Terbukti, hukum jaringan yang mengatakan bahwa seseorang bisa sampai pada siapapun, termasuk orang yang tidak dikenalnya, hanya dengan paling banyak 7 titik. Pada kasus ini, bahkan hanya 5.

Yosep, Saya, Dody Naftali, Sholeh Amin, Rizal dan Jamaludin. Dan pada kasus ini, kami semua tidak saling mengenal. Satu orang paling banyak hanya mengenal 2 orang lainnya. Dan teknologi sudah mempertemukan kami.


... Sebuah cerita lama

Comments