Menulis Itu Gampang (4)


(Jika kita memang menganggapnya gampang, sekaligus menghasilkan uang dan membuat hati senang. Cara kerjanya sesuka hatidan kita bisa menentukan masa pensiun sendiri !)

Seperti halnya orang belajar naik sepeda, menjadi dokter, pembuat sepatu ataupun seorang pengemudi (penarik becak, sopir angkot, nakhoda, masinis atau pilot – tergantung kendaraan yang dikemudikannya), tidak ada yang tiba-tiba jadi ahli.  Hanya dengan latihan, keahlian bisa dikembangkan.

Sekali waktu, Anthony Robbins pernah dipuji oleh seorang peserta seminarnya.  “Anda sungguh berbakat sekali dalam berpidato,” kata peserta seminar itu dengan nada memuji.

Orang yang dipuji kemudian berpikir sejenak dan menjawab :

 “Berbakat ?  Saya pikir tidak.   Jika banyak orang melatih kemampuannya berpidato hanya dalam tiga kali seminggu selama satu jam, maka saya melatih kemampuan itu  setiap hari dengan durasi 5 – 7 jam.”

Jadi, saya sangat yakin bahwa saya berada di titik ini, sekarang, bukan semata-mata karena bakat.  Persoalannya bukan berbakat atau tidak, tetapi lebih pada kita mau melatih kemampuan kita berulang-ulang, atau tidak.  Jam terbang seseorang dalam menekuni aktivitasnya, terbukti sangat menentukan hasil yang bakal diperolehnya.

Perjalanan saya selama bertahun-tahun membuktikan hal itu.  Termasuk ketika saya mencari penerbit untuk buku saya yang pertama.  Tak kurang dari 40 penerbit saya beri copy naskah buku saya, dengan harapan mereka mau menerbitkannya.  Ada penerbit yang membalas kiriman itu dengan sebuah surat penolakan.  Ada juga yang mengirimi saya beberapa buku untuk saya pelajari karakteristik perusahaan penerbitannya.  Tapi lebih banyak lagi yang tanpa kabar.  Artinya, mungkin naskah saya langsung masuk keranjang sampah tanpa dibaca lagi.

Comments

Post a Comment