Menulis Itu Gampang (2)


(Jika kita memang menganggapnya gampang, sekaligus menghasilkan uang dan membuat hati senang. Cara kerjanya sesuka hatidan kita bisa menentukan masa pensiun sendiri !)

Usai wisuda sarjana, saya kembali ke Jakarta.  Seorang kawan menawari saya pekerjaan sebagai sopir truk dan berlanjut menjadi jointer (juru sambung kabel) di sebuah perusahaan kontraktor.  Nggak matching dengan bidang ilmu saya.  Tapi tanpa pikir panjang, saya terima.  Tidak enak juga lama-lama jadi pengangguran.  Dan mulai lah saya melanglang Jakarta.  Menelusuri jalan sepanjang Sidamanik (Tangerang) – Jakarta. Menggali jalan raya yang bagus, menanam kabel di dalamnya dan kemudian memperbaikinya kembali.  Itu memang bagian dari pekerjaan saya.  Pekerjaan ini beberapa kali menjadi perantara bisa wisata belajar keluar negeri.

Krisis ekonomi yang melanda tanah air, serta kondisi pekerjaan yang tidak tidak sejalan dengan hati nurani, membuat saya meninggalkan pekerjaan sebagai Direktur Operasional perusahaan kontraktor itu.  Dengan sedikit modal, saya mulai memulai usaha sendiri.  Saya membuka studio fotografi.  Saya juga sempat mengelola sebuah bengkel resmi Honda.  Saya pun masih menulis, walaupun tidak terlalu intens. 

Sampai akhirnya nasib mulai berpaling.  Departemen Perindustrian dan Perdagangan memberi saya kesempatan untuk belajar di Australia.  Menjelang keberangkatan ke Australia, saya menyelesaikan naskah buku saya yang pertama, yaitu Aneka Kreasi dari Styrofoam.  Prakiraan royalti buku pertama saya adalah Rp. 1,6 juta untuk jumlah 2.000 eksemplaar.

Beruntung, di Australia saya sempat mengetahui dan beberapa kali memainkan Cashflow Game 101 karya Robert Kiyosaki.  Saya juga membaca karya lainnya seperti Cashflow Quadran dan juga buku-buku dalam serial Rich Dad Poor Dad.  Dalam buku ini saya dapatkan sebuah kata yang mengubah jalan hidup saya.  Financial Freedom.  Kebebasan Finansial.  Dan salah satu cara mendapatkannya adalah dengan memiliki karya (dalam bentuk tulisan/buku atau produk yang diakui hak ciptanya).  Saya juga merupakan satu dari sedikit orang Indonesia yang pernah berguru langsung pada Anthony Robbins.  Pertemuan sebagai guru dan murid memang membuat jalan hidup saya berubah drastis.

Saya mulai menengok masa lalu saya.  Dan saya memutuskan untuk mulai menekuni hobi lama saya.  Menulis.  Modalnya cuma kertas.  Komputer di kampus atau di apartemen bisa dengan bebas saya gunakan.  Hasilnya, tiga buku selesai dan diterbitkan penerbit yang sama.

Comments