Kartu ‘Sakti’ bernama BPJS


Ini sebuah cerita tentang kartu BPJS. Sejak awal program ini diluncurkan, kami sekeluarga memang bersepakat untuk membayarnya, walaupun sama sekali tidak punya niat menggunakannya. Sejak dulu kami punya polis asuransi kesehatan yang rutin kami bayar. Kantor pun memberikan perlindungan asuransi kesehatan.
Tapi begitulah. Manusia hanya punya niat dan keinginan. Selasa pekan lalu, istri saya Utari Widowati mengalami musibah di Lagoi, P Bintan, saat acara kantor. Kakinya patah. Kawan-kawannya, utamanya mbak Dewi Megani dan mas Gugy, dengan sigap membantu evakuasi ke RS terdekat. Bahkan menunggui istri saya hingga menginap di kamar RS, sampai saya datang keesokan harinya. Kendala transportasi membuat kedatangan saya tertunda satu malam.
Sesaat setelah kejadian, harapannya, tentu bisa mendapat layanan fasilitas kesehatan yang terbaik. Apa daya, RS Uban belum bisa memberi layanan yang diinginkan. Istri saya pun dirujuk ke RSAL Midiyato Suratani di Tanjung Pinang, Bintan. Sekali lagi, harapannya tentu mendapat layanan terbaik sejak awal.
Ternyata, kedua RS tersebut belum bekerjasama dengan asuransi, baik pribadi maupun kantor. Sebenarnya ini nggak masalah, karena bisa di re-imburse. Beberapa kali kami melakukannya. Problemnya justru RS tsb hanya melayani pembayaran cash. Kartu kredit nggak laku. Debit juga sama dan sebangun, walaupun saldonya insya Allah cukup. Harus cash keras!
Lalu, kartu BPJS pun berperan jadi kartu sakti. Nggak perlu dana cash. Cukup kartu BPJS, semua layanan RSAL, yang terbaik
di P Bintan pun bisa diakses. Tanpa uang cash sedikit pun, termasuk untuk biaya operasi dan obat-obatan. Bahkan ketika layanannya kami naikkan jadi VIP, pembayaran di akhir proses pengobatan pun mencengangkan. Kami hanya membayar tak lebih dari IDR 1 juta.
Kini semua proses pengobatan di Bintan sudah tuntas. Kami bersiap kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pengobatan. Terima kasih atas segala bantuannya : jajaran direksi dan karyawan PT Frisian Flag Indonesia, termasuk mbak Dewi Megani, mas Gugy, bapak Parni Hadi, drg. Imam Rulyawan dan semua kawan-kawan di Karya Masyarakat Mandiri (KMM) dan Dompet Dhuafa (DD), pak Chandra dan pak Christov dari Trip Event Tour (juga pak Lutfi, driver yang multifungsi), staf dan karyawan Hotel Natra, P Bintan (GMnya pun menyempatkan datang ke RS), seluruh tenaga medis dan paramedis di RSU Uban dan RSAL Midiyato Suratani serta acungan jempol buat BPJS. Memang masih terbuka ruang-ruang kritik untuk perbaikan buat lembaga penjamin kesehatan plat merah itu, tapi layanannya di tempat-tempat terpencil, sungguh mengagumkan.
Terakhir, mohon maaf jika sudah merepotkan. Semoga Allah membalas budi baiknya.

Comments