Fokus


Dalam legenda perwayangan, dikenal seorang jago panah bernama Arjuna. Kepandaiannya memanah, merupakan hasil didikan seorang guru panah yang mumpuni bernama Begawan Dorna. Dalam salah satu episode pelatihan, Arjuna diminta oleh gurunya untuk memanah seekor burung yang sedang bertengger di atas ranting pohon.

Kira-kira, begini dialog di antara keduanya : “Muridku Arjuna. Di atas ranting pohon itu, Ada seekor burung. Coba arahkan anak panahmu ke burung itu. Tunggu perintahku untuk melepaskan anak panah itu !” perintah Begawan Dorna.

Arjuna meletakkan anak panah pada busurnya, kemudian menariknya sampai pada batas kelenturan talinya. Sepertinya ia sudah siap melepaskan anak panah sesuai perintah sang guru.

“Tampaknya kau sudah siap. Sebelum melepaskan anak panah itu, apa yang tampak pada bidang bidikmu ?” tanya Begawan Dorna.

“Aku melihat seekor burung sedang hinggap di atas ranting,” jawab Arjuna.

“Fokusmu belum spesifik. Turunkan lagi busur panahmu,” perintah Dorna. Dengan agak dongkol, Arjuna menurunkan busur yang sudah siap meluncurkan anak panah.

“Tenangkan dirimu. Sekarang angkat busur panahmu, dan bersiaplah untuk melepaskan anak panah !” perintah Dorna lagi. Arjuna kembali menarik busur. Dia sudah pada posisi siap memanah. “Apa yang tampak pada bidang bidikmu ?” tanya sang guru lagi.

“Aku melihat tubuh utuh burung sasaran,” jawab Arjuna, mantap.

“Fokusmu masih belum spesifik. Turunkan kembali busur panahmu !” perintah Begawan Dorna.

Kembali Arjuna menurunkan busurnya. “Baik lah. Fokuskan arah bidikanmu pada satu titik mematikan. Angkat lah busur panahmu dan bersiaplah untuk melepaskan anak panah. Sekarang !” Arjuna kembali mengangkat busur, menempatkan anak panah dan bersiap-siap untuk melepaskannya.

“Apa yang tampak dalam bidang bidikmu sekarang, anakku ?” tanya Begawan Dorna.

“Aku melihat satu titik pada tubuh burung itu, dan kuyakini bahwa di balik itu ada jantung burung. Dan bila anak panahku menembus titik itu, maka anak panah itu juga akan menembus jantungnya,” jawab Arjuna.

“Baik lah. Sekarang, lepaskan anak panah itu !” perintah Begawan Dorna. Secepat kilat, anak panah lepas dari busurnya. Burung di atas ranting sudah tidak ada kesempatan lagi untuk terbang. Satu anak panah merobek kulit dan kemudian menembus jantungnya.

Itu lah fokus. Setiap orang harus fokus pada sasaran hidup yang spesifik, agar ia tidak sampai pada sasaran yang berbeda. Seorang pelaut memiliki kompas sebagai penunjuk arah tujuan. Jika ia berlayar dari satu tempat menuju Jakarta, ia tidak akan berlabuh di sembarang tempat. Ia pasti akan menentukan tujuan spesifik, yaitu pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga yang dilakukan oleh seorang pilot. Jika ia terbang dari suatu tempat menuju Makassar, ia tidak akan mendarat di sembarang tempat di kota Makassar. Ia pasti akan mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin.

Fokus akan menuntun seseorang untuk sampai pada tujuan. Di laut, seorang nakhoda kapal harus selalu melakukan penyesuaian arah, agar ia bisa mencapai pelabuhan yang dituju. Angin kencang yang menerpa, seringkali menyebabkan arah kapal yang dikemudikannya berubah. Tanpa tujuan yang pasti, ia tidak akan sampai pada tujuan yang diinginkan. Fokus pula yang akan menuntun seorang pilot untuk sampai pada bandar udara yang dituju. Arah angin yang selalu berubah-ubah seringkali menyebabkan perubahan arah dan kecepatan. Oleh sebab itu, ia pun harus selalu melakukan penyesuaian, agar tujuan pesawat tidak melenceng. Juga agar pesawat bisa sampai di bandar udara tujuan tepat waktu.

Contoh lain, misalnya ketika anda harus pulang ke rumah di sore hari. Dalam pikiran anda, mungkin ada bayangan kegembiraan anak dan istri menyambut kepulangan anda. Ada bau masakan istri anda yang semakin mengundang rasa lapar. Atau anda harus segera tiba di rumah karena ada beberapa pekerjaan yang harus anda selesaikan. Apapun, itu lah fokus anda.

Ketika pagi hari, anda berangkat ke kantor melalui jalan A. Tapi ketika pulang, jalan A ditutup karena ada acara resepsi pernikahan salah satu penghuni jalan tersebut. Pertanyaannya, apakah anda akan menunggu sampai jalan itu dibuka kembali, atau anda akan mencari jalan lain untuk sampai di rumah ? Saya yakin, seyakin-yakinnya, bahwa anda akan mencari jalan lain. Menunggu jalan dibuka, pasti membutuhkan waktu lama. Walaupun anda bisa menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di sebuah warung kopi yang ada di dekat lokasi itu. Atau anda bisa duduk-duduk atau tiduran di sana.

Tapi kekuatan fokus akan menarik anda untuk mencari jalan lain. Sangat tidak mungkin anda memilih menunggu sampai jalan dibuka kembali lepas tengah malam atau besok pagi nanti. Senyuman anak istri, bau masakan istri tercinta atau panggilan tugas bagaikan magnet yang menarik anda untuk cepat sampai di rumah. Apapun rintangannya, anda akan berusaha melewatinya. Resiko harus berputar lebih jauh, ongkos lebih mahal atau kondisi jalan rusak berat bukan masalah besar bagi anda. Semua itu akan anda hadapi. Bahkan, resiko yang lebih besar pun akan anda hadapi. Yang penting fokus dan tujuan anda bisa tercapai. Dengan fokus, masalah apapun bisa dicari solusinya. Pasti.

Comments