The Body Shop dan B Corp

Tak butuh waktu lama bagi The Body Shop dalam memutuskan untuk mendapatkan sertifikat B Corp. The Body Shop selama 11 tahun dimiliki oleh raksasa kosmetika dari Prancis, L’Oreal, sebelum akhirnya berpindah tangan ke Natura di pertengahan 2017. Di bulan November tahun itu juga, The Body Shop memulai tiga proses dalam upaya sertifikasi itu: pra-penapisan, penilaian, dan verifikasi. Berselang hampir dua tahun kemudian, di penghujung September 2019, The Body Shop mengumumkan kabar gembira ke seluruh dunia: mereka berhasil mendapatkan sertifikat tersebut.

Sertifikat B Corp diberikan kepada bisnis yang memenuhi standar tertinggi dalam verifikasi atas kinerja sosial dan lingkungan, transparansi publik, serta akuntabilitas legal yang bertujuan untuk menyeimbangkan antara laba (profit) dan tujuan mulia (purpose) perusahaan. Hingga sekarang, B Corp adalah satu- satunya sertifikasi yang mengukur seluruh kinerja sosial dan lingkungan perusahaan secara komprehensif, melampaui berbagai sertifikasi atas produk atau sistem manajemen.

The Body Shop yang merupakan pemuka dalam bisnis yang beretika. Tentu saja, di mata para pemangku kepentingannya, akan dengan mudah lolos dalam sertifikasi seperti itu. Namun, pada kenyataannya lolos sertifikasi B Corp bukan juga hal yang mudah buat grup yang beroperasi di 69 negara dengan sekitar 3000 gerai ini. Ketika diumumkan, The Body Shop dinyatakan mendapatkan nilai 82,6 dari 200. Sementara, batas bawah nilai kelulusan adalah 80, sehingga The Body Shop sesungguhnya cukup bersusah payah untuk mendapatkannya. Tetapi, penting diingat, bahwa rerata nilai perusahaan yang telah melakukan penilaian adalah 50,9. Jadi, siapapun yang mendapatkan sertifikat ini kinerjanya memang jauh melampaui rerata perusahaan.

Ketika ditanyakan apa yang sangat penting bagi perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat ini, Christopher Davis, direktur internasional The Body Shop untuk urusan keberlanjutan, menyatakan kepada Anna Patton, jurnalis Pioneers Post, “Benahi sistem data kalian.” Mengapa demikian? Karena sertifikasi disandarkan pada bukti-bukti empiris yang bisa ditunjukkan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang belum memiliki sistem data yang

baik akan kesulitan membuktikan banyak hal di dalam proses sertifikasi yang ketat, walaupun, misalnya, mereka sudah banyak memiliki kebijakan dan praktik yang baik.

Tak ada keraguan barang sedikitpun soal kinerja keberlanjutan The Body Shop dan perilaku etisnya. Mereka adalah pemuka dalam bidang ini sejak lama. Berdiri di tahun 1976, The Body Shop terus berkembang bersama dengan semakin popularnya sang pendiri, Dame Anita Roddick DBE, di antara para pemimpin bisnis. Ketika keberlanjutan belum dipahami seperti sekarang, bahkan masih dianggap sebagai hambatan untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis, Dame Anita tak lelah menyebarkan pandangan-pandangannya yang jauh melampaui zamannya. Dunia bisnis akhirnya mengapresiasinya, lantaran bukti-bukti atas keyakinannya itu bisa dilihat pada bisnis The Body Shop yang makin berkembang.

The Body Shop jauh di depan perusahaan-perusahaan lain dalam soal perdagangan yang adil (fair trade). Sejak awal pendiriannya mereka menginginkan bahan-bahan terbaik yang dipanen dan diolah oleh masyarakat lokal di banyak tempat. Kelompok-kelompok masyarakat itu mendapatkan harga yang jauh di atas harga yang dibayarkan perusahaan lain, juga mendapatkan pendampingan untuk melestarikan sumberdaya alam mereka, serta untuk meningkatkan nilainya. Gerakan perdagangan yang adil di level global sangat berhutang pada praktik bisnis dan promosi tak kenal lelah dari The Body Shop.

Inisiatif lainnya yang juga mendapatkan perhatian dari banyak pemangku kepentingan—dan kemudian menjadi standar praktik yang diikuti seluruh perusahaan yang etis—adalah penentangan mereka atas pengujian bahan kosmetika terhadap hewan (against animal testing). Kampanye The Body Shop dalam isu tersebut telah berhasil mengumpulkan 8,3 juta tanda tangan untuk mengakhiri praktik yang ditentangnya itu di seluruh dunia.

The Body Shop juga mengubah status legal mereka menjadi bisnis Triple Bottom Line, yang berarti mereka menyatakan bahwa kesejahteraan pekerja dan masyarakat serta kelestarian planet adalah tujuan yang setara dengan keuntungan perusahaan. Kesukarelawanan pekerja (employee volunteering) mereka selalu diikuti oleh lebih dari 8000 orang. Masih banyak lagi kebijakan dan praktik The Body Shop dalam kategori tata kelola, ketenagakerjaan, pelanggan, komunitas, dan lingkungan yang membuat mereka berhak mendapatkan sertifikat B Corp.

Penting untuk diingat bahwa belum seluruh operasi The Body Shop mendapatkan sertifikat B Corp. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun masa penilaian dan verifikasi, The Body Shop berhasil mengerjakannya di 20 negara. Suatu pencapaian yang oleh B Lab, organisasi yang menerbitkan sertifikat B Corp, sendiri dinyatakan sebagai tindakan yang heroik. Masih ada 49 negara lagi yang akan disertifikasi—karena The Body Shop bertekad untuk memperolehnya di seluruh negara di mana mereka beroperasi—termasuk Indonesia. Tulisan kami berikutnya akan mengulas perkembangan mutakhir yang terjadi di The Body Shop Indonesia.

Telah dimuat di harian Kontan, 19 03 2020

Saya tulis artikel ini bersama mas Jalal – Pendiri dan Komisaris, Perusahaan Sosial WISESA 


Comments