Bisnis Keuangan Inklusif


Sebagaimana yang telah dikabarkan dalam tulisan terdahulu, ajang bergengsi Social Innovators of the Year 2020, yang diselenggarakan oleh Schwab Foundation, menganugerahkan penghargaan kepada dua insan Indonesia. Di kategori Social Entrepreneurs, Dharsono Hartono dari PT Rimba Makmur Utama (RMU) dan di kategori Corporate Social Intrapreneur, Hadi Wibowo dari BTPN Syariah. Tulisan kali ini akan mengulas tentang apa yang menjadi prestasi Wibowo sehingga dianugerahi penghargaan itu.

Wibowo tidak memenangkan penghargaan itu dalam kapasitasnya yang sekarang sebagai direktur utama BTPN Syariah, melainkan untuk apa yang dia lakukan dalam pengembangan BTPN Wow! Dia melakukannya selama menjabat sebagai Head of Branchless Banking Bank BTPN di tahun 2017-2019.

BTPN Wow! dideskripsikan di dalam website BTNP sebagai rekening tabungan berbiaya rendah yang menyediakan layanan simpanan, pinjaman, serta pembayaran tagihan, kepada masyarakat di pelosok yang selama ini tidak tersentuh layanan perbankan. Hal ini merupakan pengejawantahan dari gagasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait inovasi Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif, atau yang lebih dikenal masyarakat luas berupa singkatannya: Laku Pandai.

Inklusi keuangan adalah salah satu tema besar dalam mewujudkan keadilan bagi masyarakat di seluruh dunia. Layanan keuangan yang selama sejak awal bank berdiri cenderung melayani kelompok masyarakat menengah ke atas jelas berkontribusi dalam menimbulkan dan memerparah ketimpangan ekonomi. Oleh karena itu, revolusi keuangan kemudian dilakukan oleh institusi seperti Grameen Bank yang secara sengaja memberikan layanan keuangan yang menyasar kelompok-kelompok paling miskin.

Ketika teknologi telepon selular semakin menjangkau masyarakat, termasuk di pelosok-pelosok, pemanfaatannya untuk inklusi keuangan kemudian menjadi sangat dimungkinkan. BTPN Wow! menggunakan teknologi Unstructured Supplementary Services Data (USSD) yang memiliki sejumlah keunggulan, termasuk dapat beroperasi di segala jenis hape berbasis GSM, tidak harus ponsel pintar yang kebanyakan dimiliki masyarakat kelas menengah atas perkotaan, bahkan dengan sinyal minimum sekalipun. Ini membuat USSD menjadi teknologi yang cocok dimanfaatkan untuk kelompok yang disasar BTPN Wow!

Pada fase awalnya, BTPN Wow! merupakan produk simpanan untuk kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan, tetapi pada perkembangan selanjutnya juga menawarkan produk pinjaman, serta fasilitas sistem pembayaran. Hal ini jelas merupakan inovasi sosial, lantaran sifatnya yang baru, menunjukkan kinerja yang lebih baik, serta dengan jelas menguntungkan kelompok sasarannya, selain tentu saja menguntungkan bagi BPTN karena bisa menambah jangkauan bisnisnya.

Sehingga, penghargaan Corporate Social Intrapreneur of the Year 2020 dari Schwab Foundation yang diserahkan pada tanggal 22 September 2020 lalu memang tepat disematkan kepada Wibowo. Berbeda dengan social entrepreneur yang memang memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat lewat perusahaan sosial, social intrapreneur melakukannya melalui perusahaan komersial. Sesungguhnya, hasil kedua modalitas itu sering tak bisa dibedakan.

Seperti halnya Grameen Bank, produk BTPN Wow! juga menjangkau kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang belum terlayani oleh sistem perbankan formal untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan produktif maupun konsumtif. Bedanya, BTPN Wow! hanyalah salah satu produk BTPN yang juga memenuhi kebutuhan layanan keuangan bagi kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Sementara, Grameen Bank hanya melayani segmen kelompok-kelompok rentan, terutama perempuan miskin.

Dalam pernyataan BTPN menyambut penghargaan tersebut, sejak diluncurkan pada Maret 2015, BTPN Wow! telah melayani lebih dari 6,7 juta nasabah dengan melibatkan 290.000 agen. Dengan jangkauan manfaat sebesar itu, tidak mengherankan apabila produk tersebut selain diganjar penghargaan dari Schwab Foundation sebelumnya juga memenangkan beragam penghargaan di tingkat regional, termasuk Asian Banker Technology Award untuk kategori The Best Mobile Banking Project pada tahun 2016, dan Asian Banker Retail Financial Services Award untuk kategori The Best Digital Financial Inclusion Initiative, Application or Program pada tahun 2018.

Indonesia jelas membutuhkan inklusi keuangan yang massif, mengingat akses terhadap beragam layanan keuangan masih menjadi isu yang sangat besar di kalangan kelompok menengah ke bawah. BRI sudah masuk ke ranah ini sejak lama dengan manfaat yang sangat dirasakan masyarakat. BTPN yang masuk belakangan juga telah menunjukkan kontribusinya yang diakui secara internasional. Demikian juga, perusahaan seperti Duithape yang juga sudah memenangkan banyak penghargaan internasional bergengsi. Tetapi, masalah ini masih jauh dari selesai. Dan ini juga berarti peluang bisnis besar bagi perusahaan komersial maupun perusahaan sosial yang masuk ke dalamnya dengan model bisnis dan ceruk yang tepat.

Telah dimuat di harian Kontan, 19 11 2020

Saya tulis artikel ini bersama mas Jalal – Pendiri dan Komisaris, Perusahaan Sosial WISESA

Comments